Penembak jitu modern sering disamakan dengan penembak runduk (sniper), padahal, keduanya sebenarnya berbeda.
Salah satu awal munculnya penembak jitu adalah dalam Revolusi Amerika. Kompi senapan Amerika, yang dipersenjatai Pennsylvania/Kentucky Long Rifle, menjadi prajurit dalam Tentara Kontinental. Karena keakuratan prajurit-prajurit ini, banyak perwira Inggris yang harus mencopot lambang perwira mereka, agar tidak dijadikan target.
Pemakaian awal penembak jitu lainnya adalah pada Angkatan Darat Inggris di era Napoleon. Ketika itu, tentara lain lebih banyak menggunakan musket yang tidak akurat, tapi Green Jackets Inggris menggunakan senapan Baker yang terkenal. Dengan alur khusus di dalam larasnya, senapan ini jauh lebih akurat, walau pengisiannya lebih lama. Para pemakai senapan ini termasuk tentara elit Inggris, dan menjadi garis depan yang diandalkan pada banyak pertempuran.
Penembak jitu juga dipakai pada Perang Saudara Amerika. Penembak jitu ini digunakan oleh kedua pihak yuang berperang. Prajurit elit ini terlatih dan dipersenjatai dengan baik, dan juga ditempatkan di garis depan sebagai yang pertama melawan musuh.
Perbedaan penembak runduk dengan penembak jitu
Beberapa doktrin membedakan antara penembak runduk (sniper) dengan penembak jitu (marksman, sharpshooter, atau designated marksman). Sniper terlatih sebagai ahli stealth dan kamuflase, sedangkan penembak jitu tidak. Sniper merupakan bagian terpisah dari regu infanteri, yang juga berfungsi sebagai pengintai dan memberikan informasi lapangan yang sangat berharga, sniper juga memiliki efek psikologis terhadap musuh. Sedangkan penembak jitu tidak memakai kamuflase, dan perannya adalah untuk memperpanjang jarak jangkauan pada tingkat regu.Penembak jitu umumnya memiliki jangkauan sampai 800 meter, sedangkan sniper bisa sampai 1500 meter atau lebih. Ini dikarenakan sniper pada umumnya menggunakan senapan runduk bolt-action khusus, sedangkan penembak jitu menggunakan senapan semi-otomatis, yang biasanya berupa senapan tempur atau senapan serbu yang dimodifikasi dan ditambah teleskop.
Sniper telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi, pemakaian kamuflase, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Ini membuat sniper memiliki peran strategis yang tidak dimiliki penembak jitu. Penembak jitu dipasang pada tingkat regu, sedangkan sniper pada tingkat batalyon dan tingkat kompi.
Persenjataan
Karena penembak jitu modern tingkat regu (designated marksman) mengisi jeda antara infanteri biasa dengan penembak runduk, senapan penembak jitu juga dirancang sebagai penengah. Senapan penembak jitu harus memiliki jangkauan yang lebih jauh dari senapan serbu (sekitar 500 meter), tapi tidak perlu sampai jangkauan tingkat senapan runduk (lebih dari 1000 meter).Karakteristik
- Bidikan teleskopik
- Peluru yang lebih besar
- Kemampuan menembak semi-otomatis
- Kapasitas magasine besar, 10 sampai 30 butir peluru
Adaptasi senapan tempur
Senapan tempur disini adalah senapan semi-otomatis dengan kaliber 7.62 x 51 mm seperti M14, FN FAL, dan HK G3, yang dulu dipensiunkan dan digantikan senapan dengan kaliber lebih kecil 5.56 x 45 mm NATO seperti senapan serbu M16. Senapan tempur ini lebih cocok diubah menjadi senapan penembak jitu mutlak karena pelurunya yang lebih kuat.Contoh:
- M21: diadaptasikan dari M14.
- U.S. Marine Corps Designated Marksman Rifle: diadaptasikan dari M14.
- G3SG/1: varian dari HK G3.
Adaptasi senapan serbu
Solusi yang lebih efektif adalah mengganti kaliber peluru dengan kaliber lebih besar, dan mengganti laras khusus yang lebih berat.
Contoh senapan penembak jitu yang menggunakan kaliber original:
- US Army Squad Designated Marksman Rifle (SDM-R): adaptasi dari M16.
- U.S.M.C. Squad Advanced Marksman Rifle (SAM-R): adaptasi dari M16.
- M16A2E3: varian dari M16.
- US Navy Mark 12 Mod X Special Purpose Rifle: M16 yang dimodifikasi.
- Galil Galatz: varian 7.62 x 51 mm dari IMI Galil.
- SR-25: berdasarkan Stoner AR-10.
No comments:
Post a Comment